Misupinku.com

Welcome to Misupinku.com.
Take your time to look around and make yourself at home. ^^
Pandemi sudah berjalan hampir tiga tahun. Dan sampai hari ini, aku masih lebih memilih untuk belanja daring setiap kali membutuhkan sesuatu. Memang sih, selalu ada kebahagiaan tersendiri saat kurir datang dan berteriak, "Pakeeeetttt!". Namun satu hal sering kali membuatku miris adalah banyaknya sampah plastik dan kardus pembungkus paket tersebut. Apalagi kalau jajannya adalah skincare, make up, dan produk-produk lain yang membutuhkan proteksi ekstra. perubahan iklim

Dilema tentu saja. Di satu sisi, belanja daring sangat membantu dalam menghemat waktuku yang full dihabiskan di kantor dari pagi hingga sore hari. Belanja daring juga membuatku tak perlu lagi repot dan memilimalisir kemungkinan untukku berkerumun dengan orang banyak.


perubahan iklim


Tapi tetap saja masih jajan online sampai saat ini *sigh*. Can't live with or without it lah ya, istilahnya.




Kontribusi Sampah Kardus dan Plastik Pembungkus Belanja Online Terhadap Perubahan Iklim




Aku tahu bahwa sampah-sampah kardus dan plastik ini secara langsung maupun tidak langsung berefek pada perubahan iklim. Bermukim di kota Bengkulu dengan garis pantai berkilo-kilo meter panjangnya, akhir-akhir ini selalu terasa panas menyengat bahkan di malam hari sekalipun. Bahkan dalam perjalanan menuju kantor yang tak seberapa jauhnya di pagi hari itu tak lepas dari keluhanku atas suhu Bengkulu yang begitu panas. Berteman dengan rasa gerah sudah menjadi hal biasa.

Wajar, memang. Sebab menurut data suhu Badan Pusat Statistik tahun 2020 yang di-update pada tanggal 18 September 2021, suhu tertinggi di Bengkulu tahun 2020 adalah 35,40 derajat Celcius. Itu baru tahun 2020 loh ya, maka aku sangat yakin bahwa tahun 2022 suhu di Bengkulu ini semakin tinggi.


perubahan iklim
Sampah kardus dan plastik pembungkus paket, salah satu penyebab perubahan iklim


Sampah kardus dan plastik pembungkus belanja daring hanyalah salah dua dari beragam sampah yang kita hasilkan. Nggak usah jauh-jauh deh, setiap hari kita menghasilkan sampah, misalnya saja sampah masker. Bahkan saat ini total sampah yang dihasilkan oleh semua orang di seluruh dunia adalah 2 milyar ton sampah per tahunnya, yang mana sebagian besar sampah tersebut tidak dapat didaur ulang. Artinya, sampah tersebut harus menunggu saatnya hancur (bisa hingga ratusan tahun lamanya atau tidak hancur sama sekali) dan berakhir dengan kerusakan lingkungan.

FYI, bahwa menurut WHO (World Health Organization), jumlah sampah secara global dapat mencapai 3.4 miliar ton pada tahun 2050. Dengan sifat sampah yang dapat menghasilkan emisi metana sebagai salah satu gas rumah kaca yang berakibat pada efek kumah kaca. Maka bayangkanlah seberapa banyak gas rumah kaca dan metana yang dihasilkan. Bukan hal yang mengherankan bahwa jumlah sampah sebanyak ini punya kontribusi sangat besar pada perubahan iklim Indonesia dan dunia.

Dan bila kita tidak bergerak hingga saat ini juga, bukan tidak mungkin bahwa perkiraan WHO tersebut benar-benar terjadi di kemudian hari atau bisa jadi lebih cepat. Ini tugas kita bersama, secepatnya.




5 Tips Manajemen Sampah Dimulai dari Rumah untuk Perubahan Iklim dan Bumi yang Lebih Baik




Untuk menjaga bumi dari perubahan iklim berkelanjutan, ada beberapa metode sederhana manajemen sampah yang aku lakukan dari rumah.


Beralih ke Transaksi Elektronik untuk Mengurangi Sampah

Untuk mengurangi sampah, satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan beralih ke transaksi elektronik. Ketimbang berbelanja dengan deretan struk panjangan dan berakhir sebagai sampah, ataupun terlalu sering tarik uang serta transfer menggunakan struk kertas, ini saatnya kita berubah. Tidak perlu mencetak struk kertas tersebut kok, atau bisa juga kita meminta salinan struk untuk dikirim melalui email. Hal ini bisa mengurangi jumlah sampah kertas. Iya, sesederhana itu, kok.



perubahan iklim
Membawa botol minum: meminimalisir sampah, meminimalisir dampak perubahan iklim


Mengurangi Perubahan Iklim dengan Membawa Botol Minum

Menyiapkan botol minum di rumah guna dibawa saat akan bepergian menjadi salah satu cara meminimalisir sampah. Dengan membawa botol minum sendiri, kita tidak akan tergoda untuk membeli air minum kemasan, sehingga tidak harus menghasilkan sampah. Lebih sehat dan murah juga, kan?


Ubah Limbah Dapur Menjadi Kompos

Kita dapat memilah-milah sampah di rumah, di mana limbah dapur dapat kita daur ulang menjadi pupuk kompos. Hal ini memang sedikit ribet, namun akan sangat membantu dalam proses manajemen sampah rumah tangga. Kita dapat mengurangi sampah dan menghasilkan pupuk kompos untuk tanaman di halaman rumah.


Bawa Wadah Belanja Sendiri

Salah satu cara dalam manajemen sampah adalah membawa wadah belanja sendiri. Hal ini dilakukan untuk menghindari kantong plastik yang akan berakhir sebagai sampah. Lihat juga produk yang akan dibeli, makanan misalnya. Bila makanan tersebut punya pembungkus yang banyak, maka sampahnya akan banyak pula. Sebaiknya cari produk dengan pembungkus sesedikit mungkin, ya.



perubahan iklim
Daur ulang sampah untuk manajemen sampah dari rumah


Daur Ulang Kardus dan Plastik Pembungkus Paket

Karena belanja online sudah tak lagi terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, maka kita punya kewajiban untuk meminimalisir sampah dari paket tersebut dengan melakukan daur ulang. Kardus dan plastik pembungkus paket bisa digunakan kembali untuk berbagai hal di rumah. Misalnya saja untuk menyimpan perintilan properti foto, atau mungkin dijadikan kerajinan tangan berupa hiasan dinding. Syaratnya cuma satu, menjadi kreatif.



Nah, itulah lima tips manajemen sampah untuk mengurangi perubahan iklim dan #UntukmuBumiku #TeamUpforImpact bumi yang lebih baik. Kamu juga harus mencoba lima tips di atas ya, boleh juga kalau mau sharing versimu. Selamat mencoba.. ^^

No comments: